Jika Melihat Orang Terkena Musibah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «مَنْ رَأَى مُبْتَلًى فَقَالَ: الحَمْدُ للهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلَاكَ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا لَمْ يُصِبْهُ ذَلِكَ الْبَلَاءُ»

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melihat orang yang tertimpa musibah kemudian mengucapkan, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari musibah yang diberikan kepadamu dan melebihkanku atas kebanyakan orang yang Dia ciptakan’, maka ia tidak tertimpa musibah tersebut.” (HR. at-Tirmidzi dengan sanad hasan)

Kandungan hadits secara global:

Hendaknya bagi seseorang yang melihat orang lain yang tertimpa musibah baik dari segi agamanya berupa kebid’ahan maupun yang lainnya atau dari segi dunianya berupa penyakit atau yang lainnya, dia mengucapkan,

الحَمْدُ للهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلَاكَ بِهِ، وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا

Barangsiapa yang mengucapkan doa tersebut, dirinya tidak akan tertimpa musibah yang ia lihat.

Faidah:

Sepatutnya doa ini diucapkan secara pelan, sehingga yang mendengar hanyalah dirinya, orang yang tertimpa musibah tersebut tidak mendengarnya, supaya tidak menyakiti hati orang yang tertimpa musibah, kecuali musibah tersebut berupa kemaksiatan, maka tidak mengapa mepperdengarkan doa tersebut, sebagai bentuk peringatan baginya jika hal tersebut sekiranya tidak menimbulkan kemudharatan (bahaya).

Hikmah yang dapat diambil dari hadits:

  1. Disunnahkanya berdoa dengan doa yang termaktub ketika melihat orang yang tertimpa musibah;
  2. Barangsiapa yang melihat orang tertimpa musibah lalu ia berdoa dengan doa tersebut Ia tidak tertimpa musibah yang sama;
  3. Agungnya keutamaan doa tersebut di dalam hadits;
  4. Semangat Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam memerhatikan keselamatan umatnya dari berbagai macam penyakit;
  5. Agungnya kecintaan para sahabat kepada baginda Nabi yang dibuktikan dengan nukilan mereka yang menyeluruh mengenai perkataan maupun perbuatan baginda Nabi  shallallahu alaihi wasallam.

Sumber: diterjemahkan dengan sedikit penyesuaian oleh Muhammad Refanza dari situs https://www.alukah.net/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *