Imunisasi Nabawi – Bagian Pertama (1/3)

Oleh : Ust. Muhammad Arifin Badri, MA

Pendahuluan.

Segala puji hanya milik Allah Ta’ala yang telah menciptakan makhluq-Nya yang membawa banyak hikmah, sehingga tiada satupun makhluq yang diciptakan dengan sia-sia.

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاء وَالأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لاعِبِينَ

“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dengan bermain-main”. (Al Anbiya’ 16).

Maha Suci Allah Yang telah menciptakan makhluq-Nya dengan berpasang-pasang.

وَمِن كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasang supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.” (Az Dzariyat 49).

Ketentuan ini berlaku pada seluruh makhluq-Nya, tidak terkecuali berbagai penyakit yang menimpa manusia. Tidaklah Allah Ta’ala menciptakan suatu penyakit, melainkan telah menurunkan pula obatnya.

Sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda :

(لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. )

“Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah Azza wa Jalla.” (riwayat Muslim).

Saudaraku! Syari’at Islam tidak hanya mengajarkan berbagai metode pengobatan berbagai penyakit yang menimpa umatnya, Islam juga mengajarkan berbagai tindak prefentif guna melindungi mereka dari serangan berbagai penyakit.

Bila saat ini sedang booming pengobatan dengan thibbun nabawi (pengobatan ala nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), maka pada kesempatan ini saya mengajak anda untuk mengenal Imunisasi Nabawi.

Mungkin anda terkejut dengan tema pembahasan kali ini, dan saya kira anda akan semakin terkejut bila mengetahui berbagai syari’at yang akan saya paparkan di bawah ini.

Saudaraku! Tema ini adalah salah satu bukti bahwa Islam adalah syari’at yang sempurna, tidak ada kekurangan sedikitpun padanya.

Kekurangan hanya ada pada diri kita sebagai umat Islam. Kita kurang atau bahkan tidak memahami berbagai syari’at Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Akibat dari kekurangan kita ini, akhirnya kita berserah diri dan beranggapan bahwa Islam tidak mengajarkan kepada kita ilmu kesehatan, atau ilmu sosial, atau perniagaan atau lainnya.

Karenanya, marilah kita terus menggali dan mengkaji syari’at Allah ini, agar kita menyadari dan yakin bahwa ternyata Islam adalah pedoman hidup yang harus kita terapkan dalam segala aspek kehidupan kita.

Berikut saya sebutkan beberapa syari’at Islam yang memiliki peran dan fungsi mencegah datangnya berbagai penyakit:

A.    Membaca basmalah ketika berhubungan suami istri.

Ketahuilah bahwa diantara biang berbagai penyakit ialah lalai dari dzikir kepada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedikit memberikan gambaran tentang kaitan antara penyakit fisik dengan kelalaian anda dari mengingat Allah:

(يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ على قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إذا هو نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ، فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فذكر اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صلى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ) متفق عليه

“Setan senantiasa mengikatkan pada tengkuk salah seorang dari kalian bila ia tidur tiga ikatan, lalu ia memukul setiap ikatan (agar menjadi kuat) sambil berkata: “malam masih panjang, maka tidurlah” bila ia terjaga, kemudian ia menyebut nama Allah, maka terurailah satu ikatan, bila ia berwudlu, maka terurailah satu ikatan, dan bila ia menunaikan sholat, maka terurailah satu ikatan, sehingga iapun pada pagi itu dalam keadaan bersemangat dan berjiwa baik, bila tidak, maka ia akan berjiwa buruk dan malas.” (Muttafaqun ‘alaih).

Dengan jelas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa diantara akibat langsung dari perbuatan anda melalaikan salah satu dari ketiga hal di atas ialah jiwa anda menjadi buruk, dan semangat anda luntur, serta merasa malas.

Dari hadits ini dan juga lainnya, dapat disimpulkan bahwa dzikir kepada Allah dalam segala keadaan, memiliki peran yang sangat besar dalam menangkal berbagai penyakit jiwa dan raga kita.

Dan diantara dzikir yang sangat efektif menangkal berbagai penyakit, terutama pada anak-anak kita ialah bacaan basmalah yang diucapkan oleh pasangan suami istri ketika hendak bergaul.

Subhanallah, bacaan basmalah pada saat itu, bukan hanya mencegah ulah setan dari diri mereka berdua, akan tetapi juga berkelanjutan pada anak yang Allah karuniakan kepada mereka dari hasil pergaulan tersebut.

عن ابن عَبَّاسٍ رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (أَمَا إِنَّ أَحَدَكُمْ إذا أتى أَهْلَهُ وقال: بِسْمِ اللَّهِ اللهم جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ ما رَزَقْتَنَا، فَرُزِقَا وَلَدًا، لم يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ ولم يُسَلَّطْ عليه. متفق عليه

“Dari sahabat Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya salah seorang dari kamu bila mendatangi istrinya, dan ia membaca :

بِسْمِ اللَّهِ اللهم جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ ما رَزَقْتَنَا

“Dengan menyebut Nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan, dan jauhkanlah setan dari anak yang Engkau karuniakan kepada kami” kemudian mereka berdua dikaruniai anak, niscaya ia (anak) itu tidak akan diganggu (dikuasai) oleh setan, dan setan tidak akan dapat untuk menguasainya. (Muttafaqun ‘alaih).

Tidak mengherankan bila setan memiliki andil besar dalam berbagai penyakit dan gangguan yang menimpa anak manusia. Yang demikian itu karena setan ingin mencelakakan mereka dengan segala cara yang dapat ia lakukan. Saking besarnya peran setan, sampai-sampai Nabi Ayyub ‘alaihissalaam tatkala ditimpa beraneka ragam penyakit, beliau berkata dalam doanya kepada Allah:

أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ[ ص 41.]

“Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.”  (Shaad 41)

Ulama’ ahli tafsir menyebutkan bahwa dahulu Nabi Ayyub ‘alaihissalaam ditimpa berbagai penyakit, sampai-sampai tidak ada di tubuhnya walau hanya sebesar ujung jarum yang utuh.

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tegas menyatakan bahwa salah satu penyebab kebinasaan umatnya ialah karena menjadi korban tusukan musuh-musuh mereka dari bangsa jin:

(فَنَاءُ أمتي بِالطَّعْنِ وَالطَّاعُونِ) فَقِيلَ يا رَسُولَ اللَّهِ: هذا الطَّعْنُ قد عَرَفْنَاهُ، فما الطَّاعُونُ؟ قال: (وَخْزُ أَعْدَائِكُمْ مِنَ الْجِنِّ، وفي كُلٍّ شُهَدَاءُ). رواه أحمد والطبراني وصححه الألباني

“Kebinasaan umatku ialah dengan sebab tusukan dan tho’un. Para sahabat bertanya kepada beliau: Ya Rasulullah! Kalau tusukan, kami telah mengetahui maksudnya, akan tetapi apakah tho’un itu? Beliau menjawab: Tusukan yang tidak menembus yang dilakukan oleh musuh-musuh kalian dari kalangan jin, dan pada keduanya terdapat para syahid.” (Riwayat Ahmad, At Thobrani dan dishohihkan oleh Al Albani).

Pada riwayat lain beliau lebih detail menjelaskan maksud dari tho’un:

(وَخْزُ أَعْدَائِكُمْ مِنَ الْجِنِّ،، غُدَّةٌ كَغُدَّةِ الإِبِلِ، تَخْرُجُ بِالآبَاطِ وَالمَرَاقِ). رواه الطبراني وحسنه الألباني

“Tho’un adalah tusukan yang tidak menembus yang dilakukan oleh musuh-musuh kalian dari bangsa jin, ia berupa daging tumbuh bagaikan daging tumbuh yang menimpa onta, ia keluar di ketiak, dan bagian bawah perut.” (Riwayat At Thobrani dan dihasankan oleh Al Albani)

Bila  anda renungkan dengan baik-baik pengertian tho’un di atas, niscaya anda berkesimpulan bahwa tho’un adalah penyakit yang menyerupai kangker kalaulah bukan kangker itu sendiri.

Bila demikian adanya, maka tidak ada imunisasi yang paling ampuh guna menanggulangi gangguan setan dari anak anda dibanding dzikir kepada Allah. Terutama sebelum mereka terlahir di dunia, tepatnya ketika anda hendak berhubungan dengan istri anda.

Walau demikian halnya, betapa banyak dari kita yang belum memahami akan keutamaan basmalah sebelum berjima’, atau menganggapnya sebagai hal yang merepotkan belaka. Bahkan betapa banyak orang yang telah memahaminya, akan tetapi ketika hendak berjima’, ia lupa untuk mengucapkannya. Tidak heran bila setan dengan leluasa mengganggu anak keturunan kita, dengan berbagai macam bentuk gangguannya.

Ibnu Hajar berkata: “Banyak dari orang yang telah memahami keutamaan bacaan dzikir ini, akan tetapi ia lalai darinya ketika hendak berjima’, dan sebagian dari yang ingat akan bacaan doa ini serta mengucapkannya tidak dikaruniai anak.{{1}}

Bila Ibnu Hajar mengangkat permasalahan lupa yang sering menimpa pasangan suami istri ketika hendak berjima’, maka dizaman kita ada fenomena lain yang lebih pahit, yaitu merajalelanya hubungan haram, sehingga tidak heran, bila setan dengan mudah menimpakan godaan dan gangguannya kepada generasi muda kita, yang banyak dari mereka adalah hasil dari hubungan yang dimurkai Allah, alias kumpul kebo. Laa haula walaa quwwata illa billah.

Ini adalah salah satu imunisasi nabawi yang hingga saat ini dan mungkin hingga hari qiyamat tidak dipahami dan tidak dapat dicapai oleh berbagai kemajuan ilmu medis barat. Dan imunisasi nabawi inimerupakan salah satu bukti bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan paling bermanfaat bagi umat manusia. Oleh karenanya, saya katakan: bangkitlah umatku! Mari kita pelajari ilmu agama kita dalam segala aspeknya, baik yang berkaitan dengan hukum halal haram atau lainnya. Dengan demikian, kita tidak mudah silau dengan keberhasilan sesaat bangsa dan umat lain. Selamat berjuang menggapai kejayaan di dunia dan akhirat.

 

Bersambung ke bagian Kedua, InsyaAlloh…

 


[[1]]Fathul Bari oleh Ibnu Hajar 9/263.[[1]]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *