Khutbah ‘Idul Adha 1430 H di Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran (bagian 3 – Terakhir)

Oleh : Ustadz Muhammad Qosim Muhajir, Lc

TATKALA MAUT MENJEMPUT

Jama’ah sholat id yang dirahmati Allah… saudara-saudaraku seiman seakidah…..

Alam kubur adalah tempat persinggahan pertama seorang hamba sebelum akhirnya ia menuju akhirat.. alam kubur inilah yang membuat sahabat nabi Utsman bin Affan menangis ketakutan…. Apa yang ia takutkan, apa yang membuatnya menangis??…..

Dalam sebuat riwayat tirmidzi :

كَانَ عُثْمَانُ إِذَا وَقَفَ عَلَى قَبْرٍ بَكَى حَتَّى يَبُلَّ لِحْيَتَهُ فَقِيلَ لَهُ تُذْكَرُ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَلَا تَبْكِي وَتَبْكِي مِنْ هَذَا فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ   (رواه الترمذي)  

Utsman bin Affan pernah berdiri disamping kuburan, dia menangis terisak sampai air matanya membasahi jenggotnya, beliau ditanya : wahai Utsman ; jika engkau ingat (diingatkan dengan) surga neraka, engkau tidak menangis.. namun mengapa engkau menangis ketika ingat (diingatkan) dengan kubur ? beliau menjawab : aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : kuburan itu adalah tempat persinggahan pertama bagi seorang hamba dari tempat persinggahannya sebelum akhirat. Barang siapa yang selamat darinya (siksa dan fitnah kubur) maka yang berikutnya lebih ringan buatnya, namun sebaliknya barang siapa yang tidak selamat darinya, maka yang setelahnya lebih sulit dan susah baginya.. (HR. Tirmidzi).

Saudaraku…. Riwayat diatas dengan jelas menunjukkan bahwa keselamatan di alam kubur sebagai tanda bahwa hamba akan bahagia kelak dihari kiamat.. dan juga sebaliknya bahwa kegagalan yang dialami hamba dialam kubur itu tanda bahwa ia akan merugi dunia akhirat..

Saudaraku… hal senada juga pernah disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dihadapan sahabatnya tatkala beliau selesai menguburkan jenazah :

عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةٍ فَجَلَسَ عَلَى شَفِيرِ الْقَبْرِ فَبَكَى حَتَّى بَلَّ الثَّرَى ثُمَّقَالَ يَا إِخْوَانِي لِمِثْلِ هَذَا فَأَعِدُّوا

Dari Barra’ dia berkata : Kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu jenazah, lalu beliau duduk ditepi kubur, kemudian beliau menangis sehingga tanah menjadi basah, lalu beliau bersabda : “Wahai saudara-saudaraku! Persiapkanlah untuk yang seperti ini.!” (HR. Ibnu Majah)

Sudahkah kita persiapkan seperti yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan??

Saudaraku.. pernahkah kita merasa bahwa hati ini pernah keras membeku tak mau menerima kebenaran??

Saudaraku… sampai kapan kita pertahankan kerasnya hati ini?? kesombongan diri..??

Saudaraku…pernahkah engkau alami detik-detik kala semua orang tidur lelap terbuai mimpi… engkau sedang sendiri,.. menyendiri.. menyepi.. bermunajat dengan Allah… dengan air mata berlinang menangisi kerasnya hati dan dosa yang selama ini kita lakukan

Sudahkah engkau meminta kepadaNya agar selalu dibimbing menuju jalan yang di ridhai?

Sudahkah engkau meminta kepadaNya agar dijadikan anak shalih yang selalu berbakti…

Anak yang selalu mendoakan kedua orang tua kala mereka berdua telah tiada??

Saudaraku….. mari bawa diri ini untuk terus ingat peristiwa tadi…. Bimbing dan bina jiwa ini agar senantiasa berada diatas hidayah Ilahi… arahkan jiwa ini agar senantiasa mendapat ridha Ilahi… dengan banyak mengingat mati, itu berarti kita sudah bisa arahkan diri agar terus mawas diri dan menyiapkan segala sesuatu sedini mungkin… siapkan perbekalan…. Yang nantinya kita jadikan modal menghadap sang Hakim yang Maha Adil lagi Bijaksana…. Tatkala semua amal akan ditanya, ditimbang dan diminta pertanggungan jawabnya…

Allah Azza wa Jalla sudah ingatkan kita akan hal itu dengan firmanNya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (QS. Al Hasyar 59/18).

 

Jama’ah sholat id yang dirahmati Allah… saudara-saudaraku seiman seakidah…..

Detik-detik itu pasti menghampiri kita, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk memperbanyak taubat kepada Allah Azza wa Jalla dan amal shalih.

Setiap kita ingin mendapat akhir yang baik (husnul khatimah) dan berharap mendapat panggilan yang indah kala ajal tiba dan malaikat maut menjemput. Menjadi jiwa yang ridha kepada Allah dan diridhai Allah di dunia dan akhirat. Seruan itu menjadi idaman setiap insan yang beriman, panggilan yang memberi ketenangan dan kebahagiaan, sebagaimana firmanNya :

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ [٨٩:٢٧] ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً [٨٩:٢٨] فَادْخُلِي فِي عِبَادِي [٨٩:٢٩] وَادْخُلِي جَنَّتِي [٨٩:٣� ]

27. Hai jiwa yang tenang.

28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

29. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,

30. Masuklah ke dalam syurga-Ku. (QS.Al-fajr 89/27-30)

 

Saudaraku, semoga kita senantiasa bisa memulai sesuatu dengan kebaikan dan mengakhirinya dengan kebaikan pula. Salah seorang sahabat nabi Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu diantara wasiat yang disampaikan kepada putranya :

يابني إذا صليت صل صلاة مودع ، لا تظن أنك تعود إليها أبداً واعلم يابني أن المؤمن يموت بين الحسنتين ، حسنة قدمها وحسنة أخرها .

Wahai anakku, sholatlah seperti sholatnya orang yang akan berpisah (meninggal) dan jangan pernah engkau menyangka akan bisa kembali mengerjakannya setelah ini, ketahuilah anakku… tidaklah seorang mukmin mati melainkan kematiannya berada antara dua kebaikan : kebaikan yang telah dikerjakan dan kebaikan yang belum dikerjakan (ditinggalkan)

 

Saudaraku…. Semoga Allah senantiasa memberikan taufiqNya kepada kita, memudahkan semua urusan kita, menjadikan kita hamba yang gemar bertaubat, dan selalu ingat akan kematian sang penghancur kelezetan dan kenikmatan…

 

Akhirnya marilah kita berdo’a memohon kepada Allah, semoga Allah mengabulkan do’a kita…..

رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَاوَارْحَمْهُمَا كَمَارَبَّيَانَاصِغَارًا

Ya Allah, ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, dan sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka telah memelihara kami waktu kecil.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

Ya Allah, Kami memohon petunjuk, ketaqwaan, kesucian (dijauhkan dari hal-hal yang tidak halal/tidak baik)

اللَّهُمَّ يَامُقَلِّبَ القُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ،يَامُصَرِّفَ القُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا إِلَى طَاعَتِكَ

Ya Allah, yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami pada agama-Mu, Wahai Rabb yang mengarahkan hati, arahkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّذِي فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ آخِرَتَنَا الَّتِي إِلَيْهاَ مَعَادُنَاوَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَالْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Ya Allah, perbaikilah agamaku yang ia merupakan benteng pelindung bagi urusanku. Dan perbaikilah duniaku yang ia menjadi tempat hidupku. Serta perbaikilah akhiratku yang ia menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah kematian sebagai kebebasan bagiku dari segala kejahatan.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpn bagi orang-orang yang bertaqwa”.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisiMU; Sesungguhnya Engkau Maha pemberi (karunia)”.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.”

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَاطَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau melakukan kesalahan. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Ma’afkanlah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong/pelindung kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksa neraka”

وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

 

 

Khutbah ‘Idul Adha 1430 H

di Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran, Kab. Semarang

yang disampaikan oleh Al-Ustadz Abu Zakariya Muhammad Qosim Muhajir, Lc hafidzahullah

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *