Pertanyaan:
Bolehkah wanita berziarah kubur?
Jawaban:
Wanita berziarah kubur adalah hal yang diperbolehkan dengan dalil sebagai berikut:
Pertama
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا
“Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang lakukanlah ziarah kubur.” (HR. Muslim)
Sisi pendalilan: Hadits di atas berlaku umum disyariatkan bagi wanita sebagaimana kaum laki-laki untuk berziarah kubur.
Ke-Dua
Dari Anas bin Malik, beliau berkata,
مَرَّ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم بِامْرَأَةٍ تَبْكِى عِنْدَ قَبْرٍ فَقَالَ « اتَّقِى اللَّهَ وَاصْبِرِى » . قَالَتْ إِلَيْكَ عَنِّى ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِى ، وَلَمْ تَعْرِفْهُ . فَقِيلَ لَهَا إِنَّهُ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم. فَأَتَتْ بَابَ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ فَقَالَتْ لَمْ أَعْرِفْكَ . فَقَالَ « إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى »
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kuburan. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bertakwalah pada Allah dan bersabarlah.” Kemudian wanita itu berkata, “Menjauhlah dariku. Sesungguhnya engkau belum pernah merasakan musibahku” dan belum mengetahuinya.” Kemudian ada yang mengatakan pada wanita itu bahwa orang yang berkata tadi adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian wanita tersebut mendatangi pintu (rumah) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian dia tidak mendapati penjaga pintu yang menghalangi dia masuk pada rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian wanita ini berkata, “Aku belum mengenalmu.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya namanya sabar adalah ketika di awal musibah.” (HR. al-Bukhari)
Sisi pendalilan: Wanita tersebut menangis di sisi kubur dan Nabi tidak melarang hal tersebut sampaipun wanita tersebut datang ke rumah Nabi shalallahu alaihi wasallam, beliau tidak mempermasalahkan wanita tersebut ke kuburan
Ke-Tiga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan lafadz doa saat ziarah kubur,
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَيَرْحَمُ اللهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
“Assalamu’alaikum (semoga kesejahteraan atas kalian) wahai penghuni kubur, dari kaum mukminin dan kaum muslimin. Semoga Allah merahmati orang-orang yang datang lebih dahulu maupun yang datang belakangan di antara kalian. Sesungguhnya kami, insya Allah akan menyusul kalian. Kami memohon kepada Allah keselamatan untuk kami dan kalian” (HR. Muslim)
Sisi pendalilan: Bahwa hadits ini Rasulullah shalallahu alaihi wasallam ajarkan kepada Aisyah radhiyallahu anha yang notabene beliau adalah seorang wanita. Ini menunjukkan bahwa wanita dibolehkan berziarah kubur.
Ke-Empat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم زَوَّارَاتِ الْقُبُورِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat para wanita yang sering berziarah kubur.” (HR. Ibnu Majah, at-Tirmidzi dan Ahmad. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Ahkamul Janaiz)
Sisi Pendalilan: Dalam hadits di atas yang dilarang adalah wanita yang sering-sering berziarah kubur, maka bagi yang hanya sesekali dibolehkan.
Kesimpulan
Wanita dibolehkan berziarah kubur, namun tidak terlalu sering. Hendaknya diperhatikan bahwa wanita berziarah kubur tidak diiringi dengan meratapi kematian. Jika diiringi meratapi kematian, maka tidak boleh bagi wanita tersebut untuk berziarah kubur. Wallahu a’lam.
Bersumber dari ringkasan kitab Bahjatun Nadzirin oleh Arif Ardiansyah, Lc.