Cobaan dan Ujian Identik Dengan Keimanan – Seri 40 Hadits Tentang Musibah dan Cobaan (2/40)

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟ قَالَ: (الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ يُبْتَلَى الْعَبْدُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيئَة)

Diriwayatkan dari Sa’ad ibn Abi Waqqash radhiyallahu ’anhu berkata, Aku bertanya: wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya? Beliau bersabda: “Para nabi kemudian mereka yang berada di bawahnya lalu mereka yang berada di bawahnya. Seorang hamba akan diberi cobaan berdasarkan kualitas agamanya (imannya). Apabila agamanya kuat maka ujiannya semakin berat dan apabila agamanya lemah maka dia kan diberi ujian sesuai dengan kadar agamanya. Cobaan akan senantiasa bersama seorang hamba sampai dia dibiarkan berjalan di atas muka bumi ini tanpa membawa dosa” (HR. At-Turmudzi no. 2322 dan Ibnu Majah no. 4013 dengan sanad yang shahih)

Faedah Hadits:

  1. Semangat para sahabat dalam menuntut ilmu dan bertanya tentang masalah masalah agama yang belum mereka ketahui.
  2. Pentingnya bertanya kepada ahlinya tentang masalah masalah agama yang belum kita ketahui.
  3. Perintah menjawab pertanyaan jika kita memiliki ilmu dan jawabannya. Dan larangan memberikan jawaban atas pertanyaan tanpa berdasarkan ilmu serta larangan menyembunyikan ilmu.
  4. Penjelasan tentang orang yang paling berat ujian dan cobaannya dari Allah; yaitu para nabi dan orang orang shalih yang berada di bawah mereka dan seterusnya
  5. Penengasan bahwa ujian dan cobaan itu identic dengan kualitas keimanan dan agama seseorang. Semakin kuat iman dan semakin dalam pemahaman agama seseorang maka semakin berat pula ujian dan cobaannya dan sebaliknya.
  6. Kabar gembira kepada orang yang beriman bahwa ujian dan cobaan itu berfungsi:
    1. Sebagai barometer tingkat keimanannya
    2. Sebagai penggugur dosa dan kesalahannya
  7. Isyarat agar seseorang bersabar saat mendapatkan ujian, karena gugurnya dosa dengan cobaan dan musibah itu tidak serta merta didapat melainkan dengan kesabaran.

Disarikan dari Kajian Online WAG Tarbiyatun Nisaa’ oleh Ustadz Mahful Safarudin, Lc.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *