Syarat-Syarat Doa

Oleh Muhammad Sidiq alumni Pesantren Islam Al Irsyad ke 19 tahun 2010 diedit oleh Ustad Ujang Pramudhiarto, Lc SpdI

Segala puji bagi Allah Ta’ala Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sebuah pujian dan pengagungan yang disertai dengan penghambaan kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kita meminta dan berdoa. Dan hanya kepada-Nyalah kita berserah diri. Shalawat serta Salam tak lupa kita hanturkan kepada panutan umat, penutup dari para Nabi dan Rasul, pembawa panji-panji Islam, sehingga pada saat ini kita dapat merasakan nikmatnya iman dan manisnya islam. Semoga sholawat dan salam selalu dan terus tercurahkan kepada beliau, para sahabatnya dan orang-orang yang selalu menjadikan beliau sebagai panutan dan terus meniti jalannya hingga hari penghitungan kelak. Amin.

Saudaraku seislam, doa adalah amalan yang sangat mulia di sisi Allah Ta’ala. Doa juga memiliki kedudukan yang sangat agung di agama yang hanif ini. Doa juga dikatakan sebagai inti dari ibadah. Hal tersebut dikarenakan keberadaan doa itu tersendiri dapat merekatkan hubungan antara seorang hamba dengan Rabbnya. Allah Ta’ala, Rabb Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang memerintahkan hamba-hambaNya untuk terus berdoa kepada-Nya. Tentunya dibalik perintah tersebut Allah Ta’ala telah menjanjikan akan dikabulkannya doa yang dipanjatkan. Hal ini sangat jelas karena telah Allah Ta’ala sebutkan didalam kitab-Nya, Allah berfirman,”Dan Rabbmu berfirman,’Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan ku perkenankan bagimu’.” (Al-Mukmin [40] : 60). Pada pembahasan yang telah lalu, kita telah mengetahui bersama keutamaan ibadah ini. Keutamaan yang sangat berharga. Ibadah yang memiliki keutamaan berharga ini tidaklah dapat kita laksanakan kecuali setelah kita memenuhi beberapa kritaria atau syarat-syarat yang ada, sebagaimana halnya ibadah yang lain seperti sholat, zakat, puasa, haji dan ibadah-ibadah lainnya. Dikarenakan pembahasan ini sangatlah penting, sudah seharusnyalah bagi kita untuk mengkaji bersama, apa syarat-syarat yang harus kita penuhi sehingga doa yang kita panjatkan dikabulkan oleh Allah Ta’ala?! Diantara syarat-syarat yang harus kita penuhi adalah :

  1. Berdoa kepada-Nya disertai dengan keikhlasan. Dikarenakan ikhlas adalah amalan hati yang sangat penting, bahkan ia menjadi syarat utama sebuah amalan sehingga bisa diterima oleh Allah Ta’ala. Ketika ibadah tidak disertai rasa ikhlas maka ia akan menjadi sebuah amalan atau ibadah yang sia-sia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,”Maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya, meskipun orang orang kafir tidak menyukai(nya) (Al-A’rof [7] : 158). Akan tetapi banyak diantara kita yang beribadah tanpa didasari atas keikhlasan dari diri mereka.Ya, mereka beribadah akan tetapi peribadahan yang sia-sia. Dikarenakan adanya sebuah syarat yang telah mereka campakkan yaitu keikhlasan. Bahkan, seorang ulama berkata tentang pentingnya keikhlasan,”keikhlasan dalam sesaat adalah kebahagian abadi”. Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita orang-orang yang selalu mengikhlaskan niat dalam beribadah.
  2. Mengikuti contoh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam dalam berdoa. Ini merupakan hal yang perlu kita perhatikan bersama, dikarenakan sebuah ibadah tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala terkecuali setelah kita mengikhlaskan niat dan melakukan ibadah sesuai dengan apa yang telah diajarkan Nabi kita Muhammad Shalallahhu ‘Alaihi Wa Salam. Cukup bagi kita sebagai ummat islam dengan apa yang telah diperintahkan Allah Ta’ala di banyak ayat didalam al-quran. Allah Ta’ala berfirman,”Dan ikutilah dia,Supaya kamu mendapatkan petunjuk.” (Al-A’rof [7] : 158). Ini adalah dalil yang sangat jelas bahwa mengikuti Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam dalam segala hal adalahwajib, baik ketika kita berkata, berbuat, dan segala apa yang kita lakukan. Selama kita hidup dipermukaan bumi ini, maka mengikuti Nabi Muhammad Shalallhu ‘Alaihi Wa Salam adalah kewajiban atas diri kita masing-masing. Allah juga berfirman,”Katakanlah aku ini manusia biasa seperti kamu, yang di wahyukan kepadaku:’Bahwa sesungguhnya Rabb kamu itu adalah Rabb yang Esa ‘.Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb nya , maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seseorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya”(Al-Kahfi [18] : 110).Saudaraku seislam, yang dimaksud amal sholeh didalam ayat ini adalah amalan yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan syariat agama yang hanif ini. Tentunya amalan yang hanya mengharapkan pahala dan ganjaran dari-Nya. Dan sudah seharusnyalah doa dan amalan ibadah lainnya sesuai dengan dengan apa yang telah diajarkan Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wa salam. Di suatu kesempatan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wa salam bersabda,”Barangsiapa melakukan suatu perkara yang tidak sesuai dengan apa yang kami kerjakan maka amalan itu sia-sia” (HR: Muslim). Apakah ada seseorang diantara kita yang ingin amalannya tidak diterima, sedangkan ia telah beribadah selama puluhan tahun?!. Jawabannya tentu saja “tidak” wahai saudaraku seislam!. Dan akhirnya hanya kepada-Nyalah kita meminta perlindungan.
  3. Percaya dan yakin kepada Yang Maha Mendengar akan dikabulkannya doa.Dikarenakan dengan keyakinan dan kesabaranlah suatu tujuan itu tercapai. Ketika seorang hamba yakin dan percaya maka disitulah akan terlihat hasil dari sebuah doa. Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salam telah bersabda kepada para sahabatnya, tentang keharusan bagi setiap insan yang berdoa untuk terus yakin akan dikabulkannya doa itu. Beliau bersabda,”Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan terkabulnya doa.” HR. Tirmidzi dan lainnya.Saudaraku seislam, yakinlah akan terkabulnya doa, yakinlah kepada-Nya. Karena sebagaimana yang kita ketahui, dengan keyakinan dan kesabaranlah suatu tujuan itu tercapai. Dan jangan sekali-kali engkau berdoa sedangkan hatimu ragu akan terkabulnya doa itu. Mari kita renungkan bersama keberhasilan seorang ulama yang bernama Syaikh Muqbil Bin Hadi Al- Madkholi yang berhasil dalam dakwahnya padahal beliau berjuang sendiri dalam melakukan dakwah tersebut. Sebagian ulama’ mengatakan tentang keberhasilan dakwah ini, bahwa dakwah tersebut berhasl karena diiringi dengan keyakinan terhadap apa yang telah Allah Ta’ala janjikan dan kesabaran yang dimiliki oleh sang juru dakwah!!!. Subhanallah.
  4. Hadirnya hati khusuk, mengharapkan pahala di sisi Allah dan takut akan hukuman yang disediakan Oleh-Nya. Hal ini sangat jelas dengan apa yang telah Allah firmankan di dalam Al- qur’an, bahwasanya Allah Ta’ala Berfirman,”Sesungguhnya Mereka adalah orang-orang yang selalu bergegas dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami (Al-Anbiya [21] : 90). Di ayat yang lain Allah Ta’ala juga berfirman,”Janganlah sekali-kali engkau takut kepada mereka, akan tetapi takutlah kepada-Ku”
  5. Bersungguh-sungguh dalam berdo’a, disertai dengan kemantapan hati. Karena Allah Ta’ala akan melihat sebesar apa kesungguhan kita dalam berdo’a. Apakah kita hanya sekedar berdo’a dan tidak ada kesungguhan dari diri kita? Atau kita memang benar-benar bersungguh sungguh dalam berdoa?. Tentang kesungguhan dalam berdoa Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wa salam telah bersabda yang diriwayatkan dari jalan Anas Ibnu Malik Radhiallahu ‘anhu,”Jika salah seorang dari kalian berdo’a hendaklah bersungguh-sungguh dalam do’anya itu dan janganlah mengatakan,’Ya Allah, jika Engkau menghendaki, berikanlah kepadaku’. Sesungguhnya tidak ada yang mampu memaksa Allah Ta’ala.” HR. Tirmidzi.
  6. Mengkonsumsi yang halal baik berupa makanan, minuman, dan pakaian.Dikarenakan mengkonsumsi sesuatu yang haram adalah penyebab tertolaknya doa. Allah Ta’ala adalah Rabb yang agung dan tidak akan menerima kecuali sesuatu yang baik. Suatu ketika Nabi Muhammad bercerita kepada para sahabatnya tentang seorang lelaki yang terkumpul didalam dirinya sebab-sebab terkabulnya doa, diantaranya adalah ia dalam keadaan musafir sedangkan doa seorang musafir akan dikabulkan Allah Ta’ala, rambutnya berdebu, ia berdoa sambil mengangkat tangan, dan ia berkata didalam doanya,”Ya Rabb,ya Rabb” . Penyebutan nama Allah adalah wasilah akan dikabulkannya doa. Akan tetapi ketika ia berdoa, Allah Ta’ala tidak berkenan mengabulkan doa yang ia panjatkan. Apakah gerangan yang menyebabkan terhalangnya doa pemuda tersebut?!. Padahal telah terkumpul didalam dirinya faktor-faktor terkabulnya doa!. Nabi Shallahu ‘Alaihi Wa Salam berkata,”Bagaimana doa nya akan dikabulkan oleh Allah Ta’ala sedangkan ia memakan makanan yang haram, ia meminum minuman yang haram, dan ia memakai pakaian yang haram!.” Subhanallah ternyata sesuatu yang selama ini kita acuhkan dapat menjadi penyebab yang sangat kuat akan tertolaknya doa. Dan hanya kepada-Nyalah kita memohon perlindungan.

Saudaraku seislam, setelah kita mengetahui bersama syarat-syarat ibadah yang mulia ini, sudah seharusnyalah kita memahaminya dengan baik dan yang paling terpenting adalah tindak lanjut dari pengetahuan dan pemahaman yang kita dapatkan, yaitu beramal dengan ilmu yang telah kita dapatkan. Karena sesungguhnya seorang yang telah memiliki pengetahuan dan ia enggan untuk mengamalkannya laksana pohon yang tak berbuah. Tumbuh tinggi, akan tetapi tiada hasil yang dapat dipetik darinya. Kita berlindung kepada Allah yang telah menciptakan langit serta bumi dan hanya kepada-Nyalah segala sesuatu akan kembali.

Referensi: Min ‘Ajaibid Du’a karya Khalid Bin Sulaiman Ar-Rob’i dan Makanatud Du’a oleh Muhammad Bin Saad Asy-syuwai’ir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *